Senin, 05 September 2011

Raket

Pada masa lalu, sampai tahun 1970-an, masih dikenal raket yg gagang maupun kepala(daunnya) terbuat dari kayu, sekarang umumnya dibuat dai bahan grafit, meskipun masih ada dibuat dari bahan alumunium atu bei ringan. Bentukya Cuma beranekan macam , tetapi yg nge-trend dampai dengan tahun 2002 adalah yg umumnya dipakai pelatnas. Semakin mahal harganya maka semakin enteng dan kuat rakrt itu. Raket ini memiliki jarring yg dibuat dari senar (string), berupa tali plastik sintesis. Senar yg baik adalah senar yg bias dipasang sekencang-kencangnnya tetpi tdk mudah putus, agar raket dapat memantulkan kok yg dpukul dgn kencang atau cepat. Raket biasanya dibungkus dalam tas raket yg dpt memuat sampai kira2 6 buah raket.






Shuttlecock/kok






Shuttlecock yg di Indonesia lazim disebut kok, biasa terbuat dari bulu angsa buatan pabrik, umumnya sdh memiliki standar yg ditentukan IBF. Berat kok sekitar 5,67 gram. Bulu angsa yg menancap di gabus yg dibungkus kulit berwarna putih berjumlah antara 14 -16 buah, dan diikat 2 tali agar tdk mudah lepas. Jenis inilah yg selalu dipakai untuk kejuaraan resmi. Di luar negeri banyak pula digunakan kok dari karet, baik untuk gabus maupun bulunya. Bentuk, ukuran, dan besarnya harus sama dengankok yg terbuat dari bulu angsa, namun umumnya kok plastic hanya dipakai untuk laihan saja. Kok yg bagus adalah kalau dipukul dengan raket dengan tangan di bawah pinggang meluncur dengan lurus, tanpa gerakan kea rah kiri atau kanan saat mengudara. Para  pemain tingkat internasional sering mencoba kok dengan memukul ke ruang di balik netnya. Bila dipukul dengan tangan mangayun dari bawah, kok yyg baik akan mencapai kira2 ketempat yg sama dengan pelaku servis.



Net/Jaring






Lapangan bulutangkis ber-ukuran 610 × 1340 cm, ygdibagi dalam bidang2, masing2 dua sisi berlawanan.. Ada garis tunggal, ada garis ganda, ada ruang  yg  memberi  jarak antara pelaku dan penerima servis. Di tengah2 lapangan ada net yg tingginya 155 cm. Net merupakan  penbatasan berupa jaring  yg membentang dalam 2 bidang haruslah  kukuh, sehingga net yg dibentangkan tdk akan turun bila ditarik kencang agar lurus. Tinggi net di tengah2 lapangan, haruslah 152 cm dari permukaasn tanah.




Lapangan






Lapangan bulutangkis dapat dibuat dengan mudah, di mana saja, sejauh tersediah  ruangan seluas kira-kira 12 × 20 meter. Ditempat terbuka tentu saja diupayakan agar gangguan angin tidak terlalu besar, Sedangkan bila di tuangan tertutup, atap bangunannya sebisa mungkin  diatas delapan  meter agar shuttlecock yang tengah dimainkan tidak sampai terganggu. Di Indonesia , di kampung2 lapangan bulutangkis banyak didirikan diatas tanah , semen cor,atau aspal. Namun, di gedung olahraga biasanya sdh berupa semen yg dilapisi vinyl atau kayu  lantai. Di lapangan yg diakui secara internasional digunakan karpet yg terbuat dari kertas keras, namun elastis.


Sejarah Bulutangkis






Bulutangkis, meskipun dikenal sebagai permainan yg dilahirkan di Poona, India, dipopulerkan di Inggris setelah dia menjadi permainan orang kelas atas. Nama badminton sendiri diambil dari nama tanah pertanian milik bangsawn Inggris yg menjadi ajang pertandingan. Di Indonesia, permainan ini diduga masuk lewat orng Eropa yg membawanya ketika mereka datang kemari. Pada awalnya bulutangkis banyak dimainkan di Jawa dan Sumatra. khususnya Medan yg memiliki lahan perkebunan milik orng asing. Sebelum merdeka sdh banyak klub didirikan dan merek itu membuat pertandingan regular antar pemain. Salah satu modal yg menjadi tren dan kemudian semakin membuat bulutangkis tersebar luar sampai ke kampung dan desa adalah pertandingan klub antardaerah atau antarkota. Waktu itu klub dengan sejumlah pemain diundang klub dari kota lainnya untuk melakukan dwitanding, kemudian dilain kesempatan sang tamu ganti menjadi tuan rumah. Di Jawa, kota2 yg memiliki klub selain Jakarta adalah Bandung, Tega, Purwakerto, Surabaya. Dari kompetisi tak resmi ini, muncullah sejumlah nama seperti Sudirman, Ferry Sonneville, sekedar contoh. Setelah itu baru diadakan kejuaraan tingkat nasional. Setelah memiliki pemain nasional, dwitanding kemudian diadakan antarnegara, khususnya dengan Malaya yg waktu itu msh terdiri dri Malaysia dan Singapura. Malaya merupakan negara terkemuka di dunia karena keberhasilan sejumlah pemain mereka menjadi juara di Eropa. Indonesia sendiri mulai bekiprah ditingkat nasional ketika Tan Joe Hook menjadi jura all England tahun 1957. Setelah itu semakin diakui ketika menjadi juara piala Thomas dengan mengalakan raksasa Malaya dan mulai aktif diberbagai kejuaraan Eropa. Indonesia memasuki babak baru, karena merebut dua medali emas di olimpiade Barcelona 1992, yg terus bisa dipertahankan dengan merebut emas pula di olimpiade Atlanta 1996, dan olimpiade Sydney 2000.